Hanya Tulisan Biasa

Senin, 19 Oktober 2015

LAGI-LAGI TAWURAN

NuFharida


Jika kita mendengar kata tawuran, pasti yang ada dibenak kita adalah perkelahian masal yang dilakukan pelajar dengan arogannya merusak lingkungan sekitar. Kata tawuran kini sudah
tidak asing lagi ditelinga kita. Hampir dipastikan selalu ada saja kasus tawuran yang menghiasi layar televisi kita. Entah itu tawuran yang terjadi dikota-kota besar maupun kota-kota kecil sekalipun. Dari rentetan kasus-kasus tawuran yang pernah terjadi, yang paling mencengangkan telinga kita adalah tawuran pelajar yang terjadi di Jatinegara barat, jakarta timur pada tanggal 4 oktober beberapa tahum lalu yang menggunakan air keras jenis soda api. Air keras tersebut disiramkan oleh pelajar didalam bus dan mengenai penumpang bus hingga menglami cidera yang serius pada bagian wajah dan tangan.

Dalam berbagai kasus lain juga diberitakan tawuran mengakibatkan kematian didalamnya. Sungguh ironis memang kondisi pelajar Indonesia seperti ini, apalagi diperparah dengan data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang menyebutkan adanya peningkatan kasus tawuran yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 44% dari kasus tahun sebelumnya yang hanya 128 kasus menjadi 229 kasus dan 19 diantaranya meninggal dunia karena tawuran tersebut.

Melihat hal semacam ini membuat kita prihatin mendengarnya. Para pelajar yang merupakan cikal bakal pemimpin bangsa akan tetapi tidak menunjukkan jati diri bangsa yang benar. Apabila hal semacam ini terus dibiarkan maka akan jadi apa pemuda penerus bangsa ini??. Tentu hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita semua entah itu dari pemerintah, pendidik, orang tua, maupun lingkungan sekitar agar kasus-kasus tawuran semacam ini tidak terjadi lagi ditahun 2015 ini serta harus memperketat peredaran bahan-bahan kimia berbahaya dipasaran agar tidak jatuh ke tangan pihak-pihak yang menyalahgunakannya .

Penyebab terjadinya tawuran

            Apabila kita sebagai orang yang melihat banyak terjadinya tawuran pasti kita akan muncul berbagai pertanyaan kenapa hal semacam itu bisa terjadi dikalangan pelajar yang mengenyam pendidikan dibangku sekolah dan seharusnya waktu yang mereka gunakan untuk melakukan aksi tawuran merupakan waktu dimana jam pembelajaran disekolah berlangsung.

            Melihat hal tersebut, penyebab pecahnya aksi tawuran yang ada di Indonesia menurut penulis adalah adanya bebrapa faktor pendorong baik dari luar maupun dalam diri masing-masing pelaku tawuran yang mempengaruhinya, diantara lain yaitu tawuran merupakan warisan pendahulu, ingin memperlihatkan siapa yang paling hebat dan berkuasa, agar dianggap kelompoknya memiliki solidaritas tinggi, dan untuk ajang agar dianggap gaul dalam pergaulannya baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Tawuran merupakan warisan pendahulu

            Dalam tawuran terkadang faktor penyebabnya adalah dendam masa lalu yang diturunkan oleh kakak kelas kepada adik kelasnya terhadap suatu kelompok atau sekolah lain. Hal ini biasanya dikarenakan tidak ada penyelesaian yang dilakukan secara baik dari kedua pihak dalam waktu yang cukup lama sehingga menjadi suatu dendam yang turun-temurun kepada setiap generasi.
            Hal yang biasanya terjadi dilingkungan para pelajar adalah saat melihat ada anak menggunakan pakaian identitas dari sekolah yang menjadi musuhnya langsung dijadikan sebagai korban  kekerasan pelampiasan dendamnya kepada salah satu kelompok dari sekolah musuhnya tersebut. Anak yang dijadikan korban kekerasan itu terkadang adalah anak yang tidak terlibat kasus tawuran bahkan merupakan siswa baru sehingga pada akhirnya akan memicu emosi dari sekolah korban dan melakukan tawuran kembali secara turun temurun.

Ingin memperlihatkan siapa yang paling hebat dan berkuasa

            Orang serig beranggapan bahwa masa remaja adalah masa dimana pencarian jati diri dilakukan. Namun sayangnya, dalam pencarian jati diri tersebut banyak anak yang ingin tampil sebagai orang yang paling hebat dan berkuasa dikalangan teman-temannya. Apa alasannya ??
            Alasannya adalah untuk menutupi kekerungan yang ada didalam dirinya sehingga orang lain takut dan menuruti semua perintahnya. Tak jarang juga karena berasal dari golongan keluarga ekonomi rendah sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan menunjukkan kekuatan fisiknya untuk dianggap sebagai orang yang hebat dan dapat berkuasa. Hal semacam inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya tawuran. Apabila menjadi pemenang dalam tawuran tersebut maka akan menimbulkan rasa bangga karena menjadi yang paling hebat dan dapat melakukan apapun tanpa ada yang berani melawannya.

Agar dianggap kelompoknya memiliki solidaritas tinggi 
            Ketika ada suatu perselisihan yang terjadi dengan anggota kelompok tawuran dengan kelompok lain akan memicu emosi yang sangat tinggi diantara kedua kelompok tersebut. Orang yang merasa disakiti biasanya akan melaporkan kepada kelompoknya apa yang telah dia alami, agar menunkukkan bahwa mereka meiliki solidaritas yang tinggi munculah aksi tawuran terhadap kelompok lawan secara beramai-ramaiuntuk membalaskan dendam anggota kelompoknya tersebut.

Ajang agar dianggap gaul
            Pernahkan anda mendengar kata “cupu” ?? ya, dikalangan remaja pada umumnya kata “cupu” merupakan sebutan yang dilontarkan pada anak yang dianggap penakut, kudet, kutu buku, nggak gaul dan lain sebagainya. Sebaliknya gaul merupakan sebutan yang dikejar-kejar oleh para pelajar.
            Namun sayangnya dalam pencarian lebel “gaul” pada diri sering menjurus kepada hal-hal yang negatif. Salah satunya adalah dengan melakukan aksi tawuran. Dalam tawuran pastilah menggunakan kekerasan didalamnya dan menunjukkan kekuatan fisik yang dimiliki. Pada kaum pelajar laki-laki mengikuti aksi tawuran merupakan suatu kebanggaan tersendiri agar dianggap gaul dan maco dikalangan teman-temannya serta dapat menarik simpati lawan jenis.

Stop tawuran !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar